Sebelum membahas soal parental burnout, pernahkah Anda merasa stres karena banyak pekerjaan kantor yang belum selesai? Apalagi kalau banyak pekerjaan rumah yang masih menumpuk, plus perkara mengurus anak yang tidak mungkin ditinggalkan.
Coba ingat semasa dua tahun pandemi kemarin. Sekolah menjalankan pembelajaran daring yang dilakukan di rumah masing-masing siswa. Mau tak mau, orang tua pun harus menemani anak-anaknya belajar di rumah, sehingga potensi Apalagi di masa pandemi, orang tua harus mendampingi anak saat pembelajaran daring. Hal tersebut bisa membuat orang tua menjadi kewalahan. Jika dibiarkan hal tersebut bisa menyebabkan parental burnout.
Parental Burnout
Parental burnout adalah sindrom yang disebabkan karena stres pengasuhan atau parenting stres yang kronis. Gangguan seperti ini bisa menyerang siapa saja. Baik ayah maupun ibu rentan terkena sindrom ini. Meskipun menurut penelitian, seorang ibu lebih banyak menderita sindrom ini.
Kelelahan dalam mengurus anak bisa terjadi ketika ayah atau ibu tidak mendapat bantuan dari pasangan atau keluarga lain karena banyaknya pekerjaan. Misalnya harus mengerjakan tugas kantor, pekerjaan rumah tangga, dan mengurus anak.
Ciri Parental Burnout
Hal ini mengharuskan ayah atau ibu menyelesaikan beberapa pekerjaan sekaligus. Akibatnya akan berdampak pada kelelahan fisik dan mental sehingga menjadi penyebab kelelahan mengurus anak (parental burnout). Berikut ini ciri orang tua mengalami parental burnout.
- Stres dan mudah marah
- Merasa kelelahan
- Memiliki emosi negatif saat mengurus anak
- Gangguan tidur dan kecemasan
- Merasa tidak terhubung dengan anak
- Merasa tidak mampu menjadi orang tua yang baik
Sebenarnya kelelahan mengurus anak adalah hal yang normal dan hanya berlangsung tidak lama. Namun jika keadaan tersebut berlangsung terus menerus dan dalam jangka waktu lama, maka orang tua harus meminta bantuan pada psikolog atau psikiater.
Dampak Parental Burnout
Kesehatan menurun
Parental burnout tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan mental. Selain itu juga akan berdampak pada kesehatan badan seperti, sakit kepala, letih, lesu, dan berkurangnya nafsu makan.
Tidak peduli, bahkan melakukan kekerasan terhadap anak
Perasaan lelah bisa menimbulkan emosi negatif. Parental burnout menyebabkan orang tua melampiaskannya kepada anak. Hal ini bisa menimbulkan kekerasan kepada anak. Kekerasan bisa secara verbal atau fisik. Akibatnya anak bisa ketakutan dan mengalami trauma.
Sering bertengkar dengan pasangan
Kelelahan mengurus anak menyebabkan ayah atau ibu menjadi stres dan sensitif. Hal ini menyebabkan masalah kecil akan memicu pertengkaran. Dampaknya hubungan ayah dan ibu menjadi kurang harmonis.
Mengalihkan perhatian dengan kegiatan adiktif
Parental burnout menyebabkan orang tua mengalihkan rasa lelahnya dengan aktivitas adiktif seperti merokok, bermain media sosial, berbelanja, atau kegiatan lain untuk mengobati rasa lelahnya.
Parental Burnout bisa memicu putus asa
Kelelahan mengurus anak bisa menyebabkan orang tua menghindar dari kenyataan. Ia memiliki pikiran menjauhkan diri dari anak. Menurutnya dengan cara tersebut bisa menyelesaikan masalah. Hal yang patut diwaspadai adalah ketika orang tua merasa putus asa dan memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
Tips Atasi Parental Burnout
Ada beberapa kiat untuk mengatasi dampak dari parental burnout. Perhatikan tips berikut ini.
Bercerita kepada orang terdekat
Bercerita kepada orang terdekat bisa membuat masalah dan rasa lelah Anda menjadi lebih ringan. Terkadang seseorang hanya butuh didengarkan untuk mengurangi perasaan lelah dan stres. Apalagi jika seseorang memberikan motivasi atau dukungan pasti akan membuat Anda menjadi lebih bersemangat dalam menjalani aktivitas. Khususnya dalam mengurus anak.
Istirahat yang cukup
Usahakan beristirahat dengan tidur yang cukup jika ada waktu luang. Jangan memaksakan diri. Cukup tidur selama 20 menit, dapat mengurangi stres dan stamina Anda akan pulih. Selain itu tidur yang cukup bisa menstabilkan emosi serta meningkatkan fokus.
Minta tolong kepada pasangan atau sanak saudara
Jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada pasangan atau anggota keluarga lain. Anda bisa berbagi tugas dengan pasangan. Dengan begitu pekerjaan Anda menjadi ringan.
Olahraga
Sempatkan berolahraga beberapa saat. Olahraga terbukti dapat meningkatkan hormon bahagia dan mengembalikan semangat untuk beraktivitas. Tidak perlu olahraga berat, Anda bisa jalan-jalan di sekitar rumah, untuk mengatasi kelelahan dan menghilangkan stres akibat parental burnout.
Melakukan kegiatan menyenangkan
Jangan abai dengan kondisi Anda sendiri. Saat waktu luang sempatkan melakukan hobi atau kegiatan yang disukai. Seperti berkebun, menonton film, atau membaca buku.
Itulah beberapa tips mengatasi parental burnout. Namun jika Anda belum merasakan efeknya, segera konsultasikan kepada ahli seperti psikolog atau psikiater agar dapat segera ditangani dengan baik.